Kata pujangga Hamka, cinta manusia melalui beberapa pintu. Ada pintu kasih, pintu sayang dan pintu rindu. Tetapi cinta yang paling abadi ialah cinta yang melewati pintu simpati. Benarkah?
Nurul Azwa menoktahkan zaman remajanya dengan memilih Faris sebagai suami. Dalam melayari gelombang kasih, dugaan datang melanda. Sejak disahkan kedua-dua buah pinggangnya tidak berfungsi dan tidak mampu memberikan zuriat, dia menarik diri. Jujur diakui, saat itu seakan lenyap semua harapan dan semangat. Namun, wanita cekal ini masih ada akal, ada perasaan dan juga iman. Dia menerima hitam putih kehidupan ini sebagai ketentuan yang telah tersurat. Hidup mesti diteruskan!
Faris memulakan kehidupan barunya dengan Syima. Kuasa ALLAH... Syima mengetahui kisah penderitaan Azwa apabila terbaca diari suaminya. Atas dasar kemanusiaan dan simpati, Syima nekad, wanita berhati luhur itu perlu dibantu. Tetapi... mereka tidak pernah bertemu, jauh sekali mengenali hati budi masing-masing. Hanya yang dia tahu... andai cinta itu satu pengorbanan, dia juga perlu berkorban meskipun ada hati yang teruji, ada hati yang terluka.
Dear publishers and self-publisher, kindly be informed that Book Capital & E-Sentral are now using the same publisher panel for your convenience in uploading and updating your eBook content.
If you wish to proceed to log in/ sign up, click Yes. Otherwise, kindly click the X icon to close.